Tak Perlu Takut Habis Bensin di Tol Saat Mudik

Pertamina mengantisipasi kejadian Brexit terjadi kembali tahun ini | PT Kontak Perkasa Futures

PT Kontak Perkasa Futures
“Terutama pengalaman tahun lalu yang mencekam di Brexit, sekarang dari koordinasi kepolisian dan Jasa Marga, bagaimana titik alternatif tol akan dibuka ke seluruh sektor, sehingga jangan sampai ada penumpukan sampai berjam-jam,” ujar dia.

Pertamina juga berusaha memaksimalkan layanan di titik-titik tertentu, sehingga memudahkan masyarakat untuk memperoleh BBM. “Selain itu, di pos rest area yang dibangun kepolisian, kami juga kerja sama menaruh layanan penjualan BBM,” tutur dia.

Memang ada beberapa ruas tol yang belum ada rest area-nya, nanti kami pakai portable layanan kemasan, mobil tangki, dan mobile SPBU (SPBU bergerak),” kata Iskandar, di kantor pusat Pertamina, Senin 22 Mei 2017.

Iskandar mengatakan, pada tahun ini antisipasi akan cukup intens, bekerja sama dengan kepolisian, PT Jasa Marga Tbk, dan Kementerian Perhubungan.

PT Pertamina tengah menyiapkan ‘jurus’ untuk menyediakan bahan bakar minyak ketika kemacetan yang sering terjadi saat mudik Lebaran di jalan tol. Upaya ini untuk mengantisipasi kejadian pada tahun lalu, saat banyak pengendara yang harus membeli BBM melalui penjual bensin eceran ilegal yang menjual dengan harga berkali-kali lipat.

Direktur Pemasaran Pertamina, Muchamad Iskandar, mengatakan, Pertamina akan menyiapkan titik-titik pengisian bensin di tol. Selain itu, strateginya adalah bagaimana melakukan ‘jemput bola’ kepada pengendara yang mengalami kemacetan berjam-jam melalui agen resmi Pertamina.

Konsumsi Premium Saat Arus Mudik Diprediksi Menurun | PT Kontak Perkasa Futures

 

Lebih spesifik lagi, solar di posisi 26 hari, Pertamax 24 hari, Pertamax turbo 22 hari, dan elpiji 16 hari. Sedangkan avtur 22 hari, Pertalite 21 hari, minyak tanah 66 hari karena volume relatif kecil tinggal wilayah timur Indonesia yang belum konversi atau sekitar 1.807 KL per hari. “Persiapan kami sudah cukup lumayan,” ujarnya.

Iskandar memaparkan perkiraan stok selama musim penugasan Lebaran nanti, Satuan Tugas nanti akan menunggu pengumuman pemerintah, biasanya polanya h-12 hari plus h+12 hari. Selama musim pengamanan stok Lebaran Pertamina menjaga pada tingkat yang ditentukan, posisi stok per 21 Mei, premium berada pada level tinggi yaitu 24 hari.

“Biasanya kita levelnya di bawah 20 hari. Level ini lah yang kami jaga sampai nanti pasca-Lebaran, bergeser tidak boleh turun di bawah 20 hari. Supaya sampai di terminal BBM depot terakhir stok kita aman,” katanya.

Perkiraan Gasoil (Solar/Bio + Pertamina Dex series) akan mengalami penurunan minus 8,2 persen, tetapi sisi Pertamina Dex dan Dexlite akan mengalami kenaikan 10 persen.

Selanjutnya, perkiraan berdasarkan kecenderungan penjualan dan realisasi Januari sampai Maret pada seluruh konsumsi gasoline (Premium + Pertamax series) akan mengalami kenaikan 9,7 persen dibanding harian normal.

Sedangkan pada Lebaran 2017, naik lima persen dari kebutuhan rata-rata harian yang sebesar 38.231 kiloliter per hari menjadi 40.142 kiloliter per hari, sehingga pada lebaran tahun 2016 premium memiliki pasokan 65.708 kiloliter per hari sedangkan Lebaran 2017 hanya 40.142 kiloliter per hari.

“Penurunan prediksi Premium 2017 lebih rendah 2016 karena pada lebaran 2016 lalu terjadi kondisi awal peralihan konsumsi dari produk PSO (subsidi) ke Pertamax series (nonsubsidi) sehingga kenaikan nonsubsidi sangat signifikan,” kata Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar di Kantor Pertamina, Jakarta, Senin (22/5)

Untuk Premium pada masa 2016, turun tujuh persen dari rata-rata konsumsi harian, di mana stok harian 70.566 kiloliter perhari, sedangkan ketahanan saat masa lebaran 65.708 kiloliter per hari.

PT Pertamina (Persero) memperkirakan tingkat konsumsi bahan bakar jenis Premium saat mudik Lebaran 2017 menurun dibandingkan pada Lebaran tahun sebelumnya.

Lebaran 2017, Konsumsi Premium akan Naik 5 Persen | PT Kontak Perkasa Futures

 

Begitu juga untuk konsumsi LPG yang diperkirakan akan meningkat sejak awal ramadan sebesar 8 persen dari 22.200 metrik ton per hari menjadi 23.980 metrik ton per hari. “Ini kebiasaan masyarakat kita di awal lebaran, biasanya puasa lebih banyak yang masak, sehingga prediksi di awal puasa terjadi peningkatan, dan di saat setelah lebaran akan turun,” kata dia.

Meski demikian Pertamina memperkirakan adanya penurunan untuk konsumsi produk Solar/Bio sebesar 9 persen menjadi 32.541 kiloliter per hari pada masa satgas lebaran dibandingkan kondisi normal 35.760. “Kelompok solar subsidi turun, ini kita alami bertahun-tahun karena ada pembatasan truk di hari-hari tertentu, sehingga aktivitas transportasi untuk barang berkurang, akhirnya konsumsi solar turun,” tutur Muchamad.

Namun Pertamina mengimbau mengenai kondisi SPBU yang seringkali macet akibat antrean kendaraan, sehingga terpaksa aparat harus turun tangan menutup SPBU sementara agar tak timbul antrean yang semakin panjang. “Ini sengaja ditutup agar tidak terjadi penumpukan. Kadang-kadang ini dianggap kosong (stok habis). Padahal tidak,” tutur dia.

Selain Premium, pada masa ramadan 2017 Pertamina memprediksi realisasi Pertalite juga akan mengalami kenaikan 15 persen dari 39.248 kiloliter per hari menjadi 45.135 kiloliter per hari, kemudian konsumsi Pertamax diperkirakan juga meningkat 10 persen dari 17.407 kiloliter per menjadi 19.147 kiloliter per hari. Lalu untuk konsumsi bahan bakar Avtur diperkirakan akan meningkat 6 persen dari 14.079 kiloliter per hari menjadi 14.992 kiloliter per hari pada masa konsumsi lebaran.

Terkait dengan ketahanan stok premium per 21 Mei 2017, stok Premium yang dimiliki Pertamina saat ini sebanyak 1.293.916 kiloliter, dan diperkirakan akan dapat memasok dalam waktu 24 hari ke depan dengan asumsi penggunaan per hari 53.456 kiloliter.

Muchamad menambahkan, ketahanan stok Premium masih bisa naik, apabila konsumsi premium turun. “Intinya, kalau konsumsi turun kan ruang kosongnya nambah, sehingga dapat kami isi. Kembali lagi, ini mengenai langkah antisipasi,” tutur Muchamad.

Menurut Muchamad Iskandar, peningkatan tersebut disebabkan karena konsumsi BBM jenis Premium tahun ini lebih stabil. Berbeda dengan tahun lalu, saat realisasi konsumsi premium yang justru turun 7 persen dari 70.566 kiloliter per hari menjadi 65.708 pada saat masa satgas lebaran 2017, karena terjadi pergeseran konsumsi pada produk Pertalite dan Pertamax.

“Di 2017 ini Premium cukup stabil, tak terjadi pergeseran di produk Pertalite dan Pertamax, sehingga tetap diprediksi naik 5 persen,” tutur Muchamad Iskandar dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Senin 22 Mei 2017.

Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Muchamad Iskandar mengatakan, pada Lebaran 2017 pihaknya memperkirakan akan terjadi kenaikan konsumsi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium sebesar 5 persen, dari konsumsi normal sebesar 38.231 kiloliter per hari menjadi 40.142 kiloliter dari konsumsi pada masa satgas lebaran.

Adapun prediksi tersebut dihitung berdasarkan tren penjualan dan realisasi sejak Januari hingga Maret 2017, di mana konsumsi Gasoline (Premium dan Pertamax Series) akan mengalami kenaikan sekitar 9,7 persen dibanding harian normal.

 

 

PT Kontak Perkasa

Leave a comment